Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Allah Bayar Secara Tunai

Wajib baca jika anda seorang anak insan ALLAH BAYAR SECARA TUNAI

ALLAH BAYAR SECARA TUNAI
(Wajib baca jikalau anda seorang anak insan)

Dikisahkan oleh seorang ustadz dinegeri Jiran (cerita kasatmata)

1 hari saya pergi ke satu Rumah Panti Jompo,
Seorang sahabat meminta tunjangan,
Agar aku sanggup menyalurkan santunan kepada orang miskin,

Saya belikan kain sarung,
Beli roti,
Dll,
Saya pun pergi ke Panti Jompo yang aku kenal,
Tak usah saya sebut namanya,

Saat hingga kendaraan kami di perkarangan Panti Jompo tsb,
Tiba-datang ada seorang ibu wangi tanah berlari dari asrama (panti) mendekati saya,
.
"Ye...
Ye...
Anak aku tiba,
Anak saya datang,
Senangnya anak aku datang..."

Saya tak mengenal ia siapa,
Ibu itu memeluk aku,
Dia cium saya,

Bаса Jugа: 
  • Mеngаtаѕі Rаѕа Wаѕ-wаѕ dаlаm Hаtі
  • Cаrа Agаr Sаbаr dаlаm Mеndіdіk Anаk

  • 0rаng bаu tаnаh іtu bеrkаtа...

    "Nak...
    Kenapa tinggalkan ibu disini nak,
    Ibu mau pulang...
    Ibu rindu rumah kita..."

    Saya waktu itu...
    Hampir tak sanggup mengatakan,
    Ya Allah...
    Saya coba mengucapkan kata...

    "Bu..."

    Saya pegang tanganya,
    Saya lihat mukanya,
    Dia bilang...

    "Sampai hati nak,
    Kau tak mengaku aku ini ibu kamu..."

    Bisa aku bayangkan,
    Bagaimana perasan beliau begitu rindu pada anak nya,
    Saya coba berpura-pura,
    Seolah-olah aku anaknya, saya berkata...

    "Bu...
    Maafkan saya ya..."

    Saya pegang tangannya, aku ajak duduk atas kursi,
    Saya ambil roti, dl
    Dan aku suapkan ke mulutnya,
    Tak terasa menetes air mata dipipi,

    Mencoba bayangkan,
    Hati seorang ibu yang rindu terhadap anaknya,
    Bila kita anaknya,
    Mengambilkan sepotong roti,
    Kita suapkan kemulutnya,
    Bagaimana perasaan ia ?
    Bagaimana perasan kita ?

    Saya coba usap air matanya yang meleleh dipipi,
    Dia pegang tangan saya,
    Subhana Allah...
    Saya mampu merasakan bagaimana perasaan beliau yang begitu rindu terhadap anaknya,

    Saat aku hendak pulang,
    Dia pegang kaki saya sambil berkata...

    "Nak...
    Jangan tinggalkan ibu nak,
    Ibu mau balik,
    Ibu mau pulang..."

    Akhirnya saya minta izin dengan pihak pengawas panti di situ,
    Melihat data dia ternyata anaknya ada 5 orang,
    Yang paling besar bergelar Tan Sri,
    0rangnya memang kaya,
    Punya nama besar,
    Dan mahir penduduknya,

    Waktu saya izin pulang,
    Dia pegang baju aku,
    Dia bilang mau ikut saya pulang,
    Saya bilang
    "Di mobil ada banyak barang",
    "Tak apa kata ibu itu,
    Saya duduk sama barang-barang,
    Itu"...

    Akhirnya aku izin ke pengelola panti untuk membawa ibu itu selama 5 hari saja,

    Pulang ke daerah tinggal saya,
    Sholat Subuh aku jadi Imam beliau makmum di belakang,
    Saya baca doa, sl
    Saya tengok air mata beliau jatuh,
    Selesai doa saya salami dia,
    Saya cium tangannya,
    Saya bilang...

    "Bu...Maafkan aku ya..."

    Waktu itu,
    Saya tak membayangkan,
    Kalau ibu saya sudah meninggal,
    Tapi saya bayangkan ibu ini adalah ibu saya,
    Sebab ia rindu pada anak-anaknya,

    Di hari ketiga di rumah aku,
    Waktu Sholat Isya',
    Selesai doa saya salami beliau,
    Dia lapisi tangannya dengan kain mukena-nya,
    Dia salam,

    Saya bilang...

    "Bu...
    Kenapa ibu lapisi tangan ibu ?,
    2 hari yang kemudian ibu salam,
    Ibu tak lapisi tangan ibu dengan aku,
    Kenapa hari ini ibu lapisi tangan ?"

    Dia bilang...

    "Ustaz...
    Kau bukan anak saya kan..."

    Subhanaallah...
    Tiba-tiba dia sebut nama aku "Ustaz",
    Saya bilang...

    "Kenapa ibu panggil aku ustaz ?
    Saya anak ibu..."

    Dia berkata...

    "Bukan...
    Kalau anak saya dia tak akan mirip ini,
    Kalau anak aku beliau tak akan jadi imam saya,
    Kalau anak aku ia tak akan suap aku makan..."

    Bayangkan sahabat-sahabat bagaimana perasaan ibu ini,
    Spontan aku pegang beliau,
    Saya peluk ia,
    Saya menangis,
    Saya bilang...

    "Bu...
    Walaupun bukan ibu aku,
    Tapi aku sayang ibu menyerupai ibu saya..."

    Saya pegang tangan ibu ini...
    Walaupun bukan ibu aku,
    Tapi aku tahu hatinya sungguh rindu erat dengan anaknya,
    Waktu itu saya pandang wajahnya,
    Saya bilang...

    "Bu...
    Walaupun ibu aku telah tiada,
    Tapi ibu boleh ganti menjadi ibu saya,
    Ibu duduklah di sini..."

    Saat makan,
    Saya suapkan nasi ke mulutnya,
    Dia muntahkan balik makan dari mulutnya,

    Saya tanya...

    "Kenapa bu ?"

    Tiba-datang saya lihat wajahnya pucat,
    Saya angkat dia,
    Panggil ambulan antar ke tempat tinggal sakit,

    Waktu di RS,
    Saya ambil kepalanya dan aku rebahkan ibu ini,
    Dia pegang tangan aku dia berkata...

    "Ustaz...
    Kalau saya mati,
    Tolong jangan beritahu sorang pun anak saya,
    Kalau aku sudah mati,
    Jangan beritahu mereka di mana makam saya,
    Kalau mereka tahu di mana kubur saya,
    Jangan izinkan beliau pegang watu nisan aku..."

    Saya pegang dia aku berkata...

    "Bu...
    Jangan ngomong mirip itu,
    Bu..."

    Isteri saya menangis di sebelah,
    Anak saya menangis di sebelah memegang beliau,
    Kami pegang dia...

    "Bu...
    Jangan ngomong mirip itu,
    Bu..."

    Dia geleng kepala,
    Rupa-rupanya itulah saat penghujung hayatnya,
    Akhirnya ia pun meninggal di atas ribaan saya di rumah sakit itu,

    Dia meninggal dalam pelukan saya,
    Saya doakan Ibu Hajjah Khalijah ini ruhnya gampang-mudahan bareng Salafusoleh,

    Sahabat,
    Bila kita masih ada ibu,
    Tolonglah taat pada ibu kita,
    Jangan durhaka pada ibu kita,
    Jangan lewati beliau di Panti Jompo,
    Saat ibu kita sakit kita jaga ia,
    Pijat-pijat kepala dan kaki ibu kita...

    Sahabat-teman coba tanya ibu kita...

    "Bagaimana penderitaan ibu ketika mengandung saya dulu ?
    Bagaimana sakitnya ibu dikala melahirkan saya dahulu ?"

    Tanya ibu kita teman-teman sekalian...
    Kalau kita tanya telah pasti air mata ibu kita akan jatuh,
    Karena itu teman-teman suapkanlah makanan pada ibu kita...

    Sahabat-sahabat semua...
    Selepas wafatnya ibu ini, ternyata gosip kematiannya hingga juga terhadap anaknya yang sulung,
    Anak ia terus telefon aku...

    Apa anaknya bilang pada saya...

    "Saya akan bawa anda ke pengadilan,
    Saya akan tuntut anda sudah menenteng keluar ibu aku dari dari Panti Jompo"...

    3 tahun dia titipkan ibunya di Panti,
    Dia tak pergi lihat,
    Sebab itu ibunya rindu,
    Hingga ibu itu tak sanggup membedakan saya dengan anaknya...

    Akhirnya saya tunggu,
    Tunggu punya tunggu tidak ada kabar nyaris setahun lebih,
    Saya pergi ceramah di Masjid di tempat pecinaan,
    Selesai aku ceramah datang seorang laki-laki memeluk saya,

    Menangis dalam masjid,
    0rang dalam masjid heran,
    Ada apa ini,
    Saya tanya pada dia...

    "Pak,
    Ada apa ini ?
    Ada persoalan apa...?"

    Dia berkata dalam keadaan menangis...

    "Ustaz...
    Tolong kasih tahu di mana makam ibu saya ustaz ?
    Tolong kasih tahu di mana kubur ibu aku ?"...

    Saya bilang...

    "Kenapa hari ini gres tanya kubur ibu kamu ?"...

    Dia bilang...

    "Tolonglah ustaz...
    Saya mau jumpa ibu saya ustaz,
    Sayalah orang yang bergelar Tan Sri yang akan menuntut ustaz ketika itu...
    Saya sekarang ini telah melarat ustaz,
    Isteri saya mati kecelakaan,
    Rumah disita bank,
    Mobil mewah aku semua dah disita bank,
    Tinggal 1 saja,
    Motor wangi tanah itu..."

    Saya berkata...

    "Saya bisa tunjukkan makam ibu kau,
    Tapi dengan 1 syarat,
    Kamu jangan pegang kerikil nisan ibu kamu..."

    Sampai di pemakaman,
    Tak sempat aku turun dari kendaraan beroda empat,
    Dia turun duluan,
    Saya lihat didepan mata saya sendiri dia jatuh tersungkur tangan nya menjadi hitam,
    Mulutnya kepincut sebelah yang tadi mulanya tangan dan mulutnya baik-baik saja,
    Sambil mengundang-manggil...

    "Ibu...
    Ibuuu...
    Ibuuuuu..."

    Tiba-tiba aku angkat beliau tak jauh dari makam ibunya belum hingga ke kubur ibunya,
    Dia telah hembuskan nafas terakhir disamping makam ibunya...

    Allahu Akbarrr...

    Mengucap panjang aku...
    Allah SWT tunjukkan terhadap aku,
    Dikehidupan ini akibat anak yang durhaka pada ibu dan ayahnya,

    Semoga cerita ini menjadi pelajaran di luar sana,
    Ambillah iktiar dari dongeng di atas,.

    "Dan bila mata ibumu telah tertutup,
    Maka hilanglah satu keberkatan disisi Allah,
    Yaitu doa seorang ibu"'


    Sekarang anda mempunyai 2 pilihan,
    1. Biarkan Tulisan ini berada di page ini biar orang lain tidak membaca,
    2. Menyebarkan ke Teman lainnya dengan klik 'Bagikan' semoga orang lain ikut terinpirasi dan Inysa Allah mendapatkan pahala,

    Silahkan Di Share Ya...
    Semoga yang Klik Suka dan Share Akan Ditambahkan Rezekinya,
    Dan Diangkat Penyakitnya...
    Amin

    Posting Komentar untuk "Allah Bayar Secara Tunai"