Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Kata Kata Untuk Tahun Gres 2022 - Diary Tumblr

===============================================

“Mari pejamkan mata. Lupakan sejenak ihwal ‘malam esok’. Yang entah kenapa seolah seluruh manusia membicarakannya.”

— Rintihan Hujan

===============================================

365 Hari

Matahari masih setia. Menemani sang bumi teguh melintasi jalurnya.
Matahari masih setia. Menemani bumi tiba kembali ke daerah asalnya. Matahari masih setia. Menemani bumi berjumpa dengan cintanya. Matahari masih setia. Menemani bumi meyusuri waktu hari harinya.

===============================================

Semarak angin selama itu menjinjing teduh. Teduh berjumpa setetes embun penyambut fajar. Meneteskan ujian hidup dipangkuan dedaunan.
Sorak sinar makin meninggi menguapkan seluruhnya. Berusaha menyambut hari melawan panas ataupun masbodoh. Terkadang hujan datang bareng deras. Jatuh menukik di atas punggung bersemayam. Menambah beban di pikul lusuh bekas badai menerjang.

===============================================

Gontai dia berjalan di atas tanah yang berair. Menapak pelan meninggalkan jejak jejak nasihat. Sesekali tergelincir di jalanan licin. Namun makin besar lengan berkuasa kakinya melangkah kedepan kala. Ingin sekali mendongakkan paras ayu nya menyaksikan indahnya barisan air langit yang tumpah. Namun tak kuasa. Tak kuasa memandang indahnya jatuhan lezat yang tiada habisnya. Karena hujan tak akan selamanya.

===============================================

Pelangi mencari celah di tiap waktu yang berlangsung. Ingin menitipkan senyuman lewat seseorang. Yang sekilas tampakindah kemudian perlahan memudar. Menyisakan suka yang meniadakan murung. Bertemu kembali dengan terik yang meniadakan rautnya. Melukiskan bahagia di balik awan gelap yang terjaga.

===============================================

Senja kan tiba. Mengulirkan seluruhnya. Di bawah kuasa Nya. Ditepi garis berwarna merah, matahari meyempatkan berkata, aku masih setia.

===============================================

Rembulan yang sudah menanti, tersenyum kian membundar. Mendengar matahari memperlihatkan pesan. Rembulan yang pendiam, senantiasa berteman bintang. Ia tak pernah sendirian. Mendamaikan malam dan hati yang tak tentram. Nyenyak mengawalhati menyambut mentari, lagi.

===============================================

Bernostalgia

nostalgia/nos·tal·gia/ n 1 kerinduan (kadang abad berlebihan) pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada kini; 2 kenangan manis pada abad yang sudah lama silam;

bernostalgia/ber·nos·tal·gia/ v 1 melepaskan rindu sesudah usang tidak berjumpa ; 2 mengingat peristiwa-kejadian elok yang pernah dialami pada era lalu
-

Aku suka bernostalgia. Bernostalgia mampu membuatku tersenyum malu, tertawa gembira, dan merasa besar hati walau kadang masa bernostalgia mampu juga membuatku merasa murung dan hampa.

Tidak ada yang salah dengan bernostalgia. Aku yang menanamkan mindset di dalam pikiranku supaya tidak menyesali apa yang sudah terjadi fine-fine saja dengan bernostalgia. Walau tidak semua peristiwa yang terjadi di era kemudian itu indah, kejadian buruk pun tak ada salahnya dikenang-ingat selaku sebuah momen yang pernah terjadi dalam hidup kita.

Bernostalgia membuatku bersyukur. Setidaknya ketika saya sedang mengharapkan sesuatu yang bahu-membahu tidak terlampau aku perlukan, hal yang bisa menahan keinginanku itu adalah dengan bernostalgia. Melihat foto-foto lama, contohnya. Terkadang kita lupa bahwa kita pernah menerima dan merasakan semua kenangan yang pernah kita alami, sehingga kita butuh sesuatu untuk mengingatkan kita, dan bernostalgia yaitu salah satu caranya.

Bernostalgia menjadi salah satu alasanku menyukai fotografi. Aku menangkap momen-momen dengan harapan aku bisa bernostalgia dengan momen itu di abad yang mau datang. Sesederhana ketidakinginanku melewatkan setiap peristiwa yang memiliki kegunaan. Seperti hari-hari terakhir di tahun 2015 yang kulewatkan dengan membuka kembali folder foto-foto usang, sambil membayangkan setiap kenangan anggun yang tersimpan di dalamnya.

===============================================

Akhir 2018

Kalau ga salah inget, tahun ini lebih banyak keluhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bagus. Kemajuan kalo kata saya mah. Pertahanin jangan di tahun selanjutnya?

Banyak gagalnya, banyak jatuhnya, tahun ini berat. Tapi ga berasa aja gitu, udah mau ganti kalender. Jadi mahasiswi tingkat 3 yang masih bertahan PP Ciledug - Ciputat meskipun tiap sampe rumah sambat capek melulu, kkn sama magang selama di Makassar yang bikin belajar buat lebih bisa bangkit diatas kaki sendiri, duduk perkara percintaan yang kandas (berkali-kali), di playing victim sama temen yang udah deket banget sampe putus relasi dan akhirnya balik lagi dengan rasa yang beda (dingin), hilang rasa percaya sama beberapa orang yang saya kira baik ternyata jauh sekali dari kata baik. Ehe.

Belum lagi tahun ini awal nyusun skripsi, ngajuin judul yang agak telat karna sempat ada problem sama seorang laki-laki, ajuan yang terbengkalai karna kecerobohan sendiri, ada di satu circle toxic yang sampe sekarang aku belum berani nge-cut-nya, gres-gres ini ada yang tiba lagi (katanya dari kala lalu) yang padahal dulu sudah say bye, penyesalan-penyesalan, belum mampu tenang sama diri sendiri belum memaafkan diri sendiri, masih berguru buat terus sayang sama diri sendiri.

Pahit, memang. Namanya juga idup.

Tapi dari apa yang udah terjadi, aku belajar berbagai. Aku jadi bangkit dari payahnya hidup, entah untuk yang ke berapa kali, aku ketemu sama orang gres yang ngajarin aku banyak hal, saya mampu tulus melepas apa yang memang telah waktunya untuk lepas, saya kehilangan tetapi saya kasih potensi buat diriku untuk memberi lebih, aku tau siapa aja yang mesti saya pertahankan, aku lebih bisa kendali diri buat lebih manusiawi (ga asal iya-iya aja).

Dari seluruhnya, aku jadi wanita yang lebih tangguh. Ga hanya soal perasaan, tetapi soal hidup. Banyak yang mesti aku selesaikan di 2019. Skripsi, pastinya. Ada yang harus saya bagi ke banyak orang sekaligus saya cari lebih banyak, pengalaman. Pun ada yang perlu saya jaga, positive circle-ku.

Akhir 2018 ini, justru awal mula dari mimpi yang hendak aku perjuangkan. Aku memperbaiki hidupku yang kayaknya kian kusut. Semua rasa kecewa, nyesel, sakit hati, iri baiknya aku buang, kesehatan mentalku lebih penting.

2019, boleh ya aku ngeluh lagi? Biar aku tambah akil balig cukup akal tiap merespon apapun yang terjadi.

===============================================

365 of 365

Genggam tanganku
Jangan kau lepas
Nanti kau jatuh
Sebab kau belum mampu berjalan

===============================================

Kugenggam tanganmu
Jangan kamu tepis
Kuajarkan kamu berjalan
Supaya kamu mampu berlari

===============================================

Kelak, kamu kan meninggalkanku
Dan aku akan mengejarmu
Sebab rinduku padamu sudah terakumulasi

===============================================

Kelak, saya akan mencarimu
Dan kamu akan lupa bila aku yang mengajarimu berlangsung

===============================================

Jangan tepis tanganku
Meski kamu telah mampu berlangsung
Meski kakimu sudah kuat untuk berlari

Kita akan terus saling menggenggam.

===============================================

pernah-senang

Kamu bilang, menjadi diriku sendiri itu baik
Tapi, kau nyaris menepis tanganku karena aku memalukan
Aku tidak secantik sahabat-temanmu
Tidak secerdas mereka
Tidak bisa mengikuti seperti apa yang semua orang kerjakan
Aku bertahan menjadi diriku sendiri, karena kamu bilang, itu cukup

Tapi, waktu berlalu
Dan kamu sama sekali tidak menunjukkan jikalau kau merasa puas memilikiku
Kamu tidak pernah menceriterakanku pada orang-orang
Atau membawaku ke program-program pentingmu

Aku cuma tinggal di rumah
Kau sapa sesekali
Dan kau pandang dengan enggan

Sayang, saya berubah
Kau tanya, kenapa?
Aku jawab, tak apa.
Hanya sekali kamu tanya
Setelah itu, kamu lupa dan malah mencicipinya

Aku bukan lagi diriku
Tapi kau terlihat menyukai itu
Makara, disinilah aku,

Bertahan dengan puing-puing keinginan
Mencoba untuk berdoa
Harapku sederhana, mampu kembali berpijar di matamu
Tapi, tampaknya itu terlalu muluk

Aku masih berdiri sayang
Tanganku terkatup rapat
Memohon pada malaikat
Supaya kau membuka mata dan terjaga
Sebab aku, ingin kembali menjadi diriku

Tapi, kalau kau tidak mau itu
Aku tak apa tetap begini.
Aku tetap akan berpura-pura
Asal kamu tetap setia untukku.

===============================================

“Aku tidak sabar menunggu tahun yang gres. Terkadang untuk melakukan pergeseran diperlukan sebuah saat-saat. Ya, inilah yang kuucapkan dari tahun-ke-tahun, di waktu menjelang pergantian tahun. Api semangat dan kuatnya harapan tiap tahun berlainan-beda, namun ketidaksabaran dan cita-cita itu akan selalu ada.”

Akhir tahun

“Aku melihat langit biru dan aku tahu kau mungkin juga sedang melihatnya.”

Beberapa tahun ini cakrawala ku berpijar tanpa cahaya. Segala sesuatunya ada, tidak semuanya benar namun juga tidak seluruhnya salah. Aku kehilangan arah. Aku berlarian diantara waktu dan menjajal memburu-ngejar -ngejar -ngejar sesuatu untuk ku genggam niscaya. Lantas lalu aku capek dan menyadari saya tak pernah betul-betul memburu-ngejar apa-apa. Aku hanya berlari dan terus berlari untuk diriku sendiri.

Aku menerima dia dalam pelarian dan merasa melayang dengan sayapnya yang semu. Dia seperti kau dan itu sudah cukup menciptakan ku buta. Aku masih kehilangan arah tetapi aku merasa kondusif alasannya adalah ia kesasar bareng ku. Dan saat sayapnya meredup, kemudian menghilang sama sekali saya melihat lagi. Dia imitasi, kami semu dan saya tidak aman. Sekarang saya kesasar dan murka.

Aku berharap sesuatu akan terjadi, setidaknya biarkan saya mendapatkan sepotong kecil peta untuk terus berargumentasi tetap berdebar. Aku berteriak pada angin dan mereka membisikkan sapaan mu. Aku menerima sepotong peta ku.

Bisikkan itu kemudian berlari dan memukul ku dengan ucapan faktual. Kamu ada, terdengar dan tergapai lagi oleh perkiraan ku. Aku menemukan debaran lagi dan merasa cukup untuk berlari. Tapi itu menurutku. Keadaannya kamu aktual namun bukan lagi hati ku. “Kita” adalah bahasa muram era lalu dan kau sudah berpindah ke era depan dengan pilihan gres. Aku patah, tersesat lagi tetapi kini dengan pengertian yang lebih sederhana.

Aku cemburu. Dan Cinta tidak cemburu. “Kita” sudah ada diluar bulat kurun kemudian dan tidak akan bergerak masuk lagi. “Kita” bukan lagi saya dan kamu. Entah kemana jantung ku berpindah.

Lalu saya terdampar lagi di kala lalu lainnya. Masih kesasar, namun menemukan sepotong peta lagi. Kamu mengenal bab itu? Dia pernah bersama ku setelah kau. Dia pernah bareng mu sebelum bareng ku. Dia orang itu.

===============================================

Sebuah Nasihat
Saya paling bisa membalas omongan jahat orang dengan kata-kata yang lebih jahat. Otak saya berisikan kumpulan kamus kata-kata konkret dan super negatif yang mampu muncul jika diri merasa terancam.

Orang yang berkata jahat pada aku, sebagiannya tidak tahu bahwa aku mampu jauh lebih menyakiti mereka. Sebagiannya tahu, karena pada akibatnya saya tidak senantiasa bisa menahan diri dan memuntahkan kata-kata yang lebih menyakitkan bagi mereka yang menyakiti saya, meski tidak dikala itu juga.

Saya sering teringat peristiwa di tahun pertama aku kuliah dahulu. Saya dongeng pada seorang sobat baik, bahwa saya sebal pada seseorang dan akan membalas dengan kalimat yang serupa menyakitkannya.

Nasihat sahabat saya sederhana, “kalo lu bales, apa bedanya lu sama dia?”

Dan nasihat itu sering mampu menjadi pengendali aku, apakah suatu perkataan negatif harus dibalas karena orang tersebut mesti tahu bahwa dia salah, ataukah mesti didiamkan karena tidak ada gunanya.

Kalau dogma sedang baik, semua dikembalikan pada Yang Menciptakan Bibir, ia yang bisa membungkam orang zalim (termasuk saya sendiri mungkin di banyak masalah) dengan cara-Nya. Kalau dogma sedang kurang baik, akan muncul dendam tak berkesudahan.

Pada dasarnya, semua peristiwa yang menciptakan hati berasa buruk butuh diistighfari. Barangkali kita diingatkan pada langkah-langkah kita yang tidak menyenangkan, atau sekedar untuk cobaan keteguhan.

============================================

Ada beberapa kenangan yang
tak mau kamu lupakan,
namun nyatanya tak bisa kau ingat.

Ada beberapa kenangan yang
tak ingin kau ingat,
namun nyatanya tak bisa kamu lupakan.

Bagi beberapa ingatan,
ingatan yaitu ruah
dan
bagi beberapa ingatan,
ingatan hanyalah kawasan singgah.

–G.N

===============================================

Aku Bisa Menunggu

Aku terlalu terbelenggu oleh kata-kata yang untai menuju kala kemudian. Kata-kata yang lahir dan menemui kematiannya sendiri. Karena di kurun lalu hanya ada kenangan-ingatan yang kelak tersapu dan terlupakan. Kenangan yang kunamakan “tujuh tahun” dan “dua tahun”.

Kenangan itu membuatku lupa, bahwa perjalananku bukanlah untuk argumentasi yang dipaksakan indah dan untai. Ada abad depan yang dicitakan.

Dan itu kau.

Menemukanmu dalam keindahan kata-kata bukanlah tujuanku. Perjalanan ini mengubahku terlalu jauh dan saya harus berusaha keras untuk kembali pada kehidupan lama itu.

Aku sangat lupa bahwa yang kubutuhkan taklebih dari kesederhanaan. Kumpulan kata-kata yang membentuk kesederhanaan untuk apa pun: wacana senang, duka, dan juga menemukanmu. Karena untukmu, aku ingin berdiri dalam jarak di mana kelak kau akan menemukanku juga dengan sekotak rindu yang telah kusiapkan berlapiskan beludru.

Untuk membersamaimu, aku mampu menanti.



Jakarta,

18 April 2017

============================================

Tidak Ada Engkau Hari Ini

untuk ‘hidupku’

Pada mulanya, aku yakni kosong.
Mula adalah tengah persimpangan;
dikala saya masih perlu mengenal rambu.
Waktu sudah rela kukecup
habis selama dua puluh tiga tahun;
—dan lebih dari satu tahun
sebelum cinta sampai
dan jatuh kepadamu.
(mungkin bukan cinta, cuma
hal yang ternyata ‘sama’ saja)

Persimpangan kutempuh.
Mendekati atau menjauhi,
saya belum tahu, sebab
jalan terlihat seperti tiada ujung.
Lampu-lampu jalan menguning
saat saya menggenggam sebanyak sisi gelap
diri ke dalam jemarimu
—Dan matamu yang kerap kali
merasakan murka, bersembunyi
dan beradu dengan ketidakyakinan.

Melihatnya, aku merasa:
Hidup mirip mengulang kesalahan-kesalahan,
dan kita dibentuk tidak pernah merasa bisa
menawarkan daya, yang banyak dibicarakan
orang-orang—Apa cinta selemah itu
Sayangku?

Katamu, manusia tak sebaiknya
berhenti mencar ilmu dan mengenali.
Kejatuhan demi kejatuhan,
makin memperjelas bahwa cinta
menjadi semakin baur
kabur dengan hal-hal yang tidak pernah
kita ingin ketahui—merasakannya
hanya membuatmu lara
dan menangis dengan tatapan berdosa

Aku sendiri jatuh; jauh ke dalam
palung matamu. Aku bertanya
namun jawabanmu selalu mental
dengan tidak tahu; dan tidak tahu
yakni akibat; alasannya adalah marahmu
pada diri sendiri menampar kaku
mukaku yang—ternyata—tidak pernah
mampu menguasai diri dan mata hati

Sampai pada era itu, saya kembali
pada mula yang kosong. Terhadap
hidup tidak ada isi apa-apa;
dan kepada cinta yang menghulu
kepadamu—cuma tersisa abjad-abjad
yang dulu ialah buku

Aku menangis, karena buku
yaitu kumpulan kata-kata
yang maknanya tertampung
sedemikian rupa tentangmu
—dan sudah kesekian kalinya
 aku sendiri yang menghancurkannya;
berhamburan

Tapi, kau senantiasa tabah menuntun
dan menyusun kejatuhanku
pada jiwaku yang hilang bentuk
—mencintai saya yang kesekian kali
dan mempercayai (?) aku keserupa kali

Kini, saya mengisi kebermulaanku
—atau kematianku?—dengan memantik
suci api pada lilin keinginan hidupmu

Kosong, kuisi kembali buku-buku
dengan kata yang berhamburan
pada lantai yang pekat dengan
air mata—atau penyesalan?

Tanganku bergetar dan nafasku
tak berhenti sesengukan
dan—lagi-lagi—kamu merasakannya;
mendekapku ke dalam dadamu
—yang hangat dan harum
dan jantungmu yang memompa
tanda tanya

Kudekapkan tanganku
—yang gemetar
pada dada sendiri
melingkar tanganmu
pada punggungku
untuk terakhir kali
lirih dan syahdu suaraku:
—Sayang, inikah tamat
yang senantiasa kita tunggu?

============================================

JANGAN

Jangan rindu, itu candu.
Jangan cinta, itu siksa.
Jangan sayang, itu meradang.

–G.N
============================================

Posting Komentar untuk "Kumpulan Kata Kata Untuk Tahun Gres 2022 - Diary Tumblr"